Di dalam kamar aku termenung. Buku-buku perpustakaan yang
kupinjam berserakan diatas lantai kamar. Charger laptopku sudah berjam-jam
tercolok ke stop kontak. Laptop siap sedia dari pagi hingga malam. Keripik
kentang pedas ini menemani waktuku. Tapi...
Tak
satupun ide yang melintas di otakku. Entah kapan ide ini akan datang lagi.
Terkadang aku jadi rindu ketika dulu aku masih bisa menulis sebanyak mungkin
dan hampir setiap hari aku mempunyai waktu untuk menulis. Walau itu hanya
sekedar cerita fantasi dan khayalan-khayalanku. Walaupun belum sempat aku
publish atau kukirim ke beberapa redaksi. Karena waktu begitu terus mengejarku.
Terkadang
semangatku muncul. Untuk menulis apapun yang sedang ada di benakku. Tapi
terkadang ide itu belum muncul. Hanya mata pegal yang dapat kurasakan.
Jari-jariku sangat gatal mengetik dengan cepat dan menuangkan segala ekspresi
otakku kedalam tulisanku.
Dan
ketika ide-ide ini muncul, aku sangat girang. Kunikmati waktu ini. Aku mengetik
terus dan terus. Tanpa henti. Terus mengetik dan kurasakan. Tanganku, sendi
sikuku mulai pegal. Jariku mulai panas dan laptopku perlahan mulai lambat
kerjanya. Tapi ide ini terus berjalan. Seiring dengan berjalannya waktu. Aku
harus siap menerima kedatangan ide ini. Kapanpun dan dimanapun.
Sekarang
aku harus menuangkan ide itu dimanapun. Apapun yang ada dibenakku, yang
melintas yang menempel seperti karang di dasar laut, harus segera kuatasi.
Harus segera kuketik atau kutulis mereka semua ke dalam tulisanku. Biarlah jika
tanganku harus pegal-pegal seperti saat ini.
Mataku
tak henti menatap layar. Jari-jariku terus bergerak karena saking hafalnya letak
setiap abjad di keyboardku. Rasanya tak perlu kuucapkan jari-jari ini sudah
memotorikkan ideku ke dalam tulisanku. Walau terkadang aku tak sadar apa yang
sedang kutulis ini. Entah tulisan ini sekarang, nyambung atau tidak. Tapi yang
jelas secepat dan sesiaga mungkin harus segera kutuangkan ide ini.
Meskipun
bukan cerita tentang cinta, persahabatan atau fantasi seperti dulu yang kubuat,
tetapi aku percaya. Ide bisa datang dalam bentuk apapun. Kata-kata yang keluar
itulah yang kusebut ide. Sastra apa saja. Bukan hanya cerita. Berkata bijakpun
itu sastra. Dan sastra itu keluar karena ada ide. Berarti sekarang ini aku
sedang bersastra. Karena ide sedang mengalir deras di otakku.
Aku
bahagia apabila ide sedang mengalir lancar seperti ini. Rasanya aku tak ingin beranjak
dari kasurku dan aku ingin rasanya terus menatap layar laptopku walaupun
rasanya sudah pedas. Tapi mata pedas, jari pegal dan bahu yang gatal ingin
kuregangkan tak sebanding jika aku kehilangan ideku. Aku justru lebih senang
bermata pedas dan jari-jariku pegal, daripada aku hanya bengong dan terpaku
diam didepan layar laptopku. Sastra sedang berlarian di otakku.
Menurut
perkiraanku, tulisanku sekarang ini yang sedang kutulis bukan karanganku sejak
lama. Inilah yang disebut ide. Datang kapanpun dan tidak menentu waktunya.
Kalau begini aku berharap Ayah atau Ibu dan mungkin kedua tuyulku yang lucu itu
tidak menggangguku selagi aku mengetik seperti ini.
Sepertinya
cukup sudah aku mengetik. Karena ternyata nyeri di bahuku semakin menjadi.
Segera kuposting ideku ini, tulisanku ini kemanapun. Aku punya blog. Tidak
harus ke redaksi. Baik, selamat membaca teman di blog. Semoga kalian bisa
mencerna dan tidak bosan membaca tulisanku ini. Semoga aku tetap bisa membagi
ideku kapanpun. Sekian J
0 komentar:
Posting Komentar